Friday, April 15, 2011

Mengapa Do'a Tidak Diijabah

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin, mengapa do’a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Ud’uuni astajiblakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).

Sayidina Ali menjawab, “Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :

Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.

Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari’atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu? 

Engkau membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.

Engkau berkata, “Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.

Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?

Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.

Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.

Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.

Nah, bagaimana mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do’amu itu.
***
Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki dating kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq, lalu berkata, “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yang aku paham apa maksudmu?”
 “Bagaimana dua bunyi ayat itu?” Tanya Imam Ja’far. Yang pertama berbunyi “Ud’uuni astajib lakum” (Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu’min [40] : 60). Lalu aku berdo’a dan aku tidak melihat do’aku diijabah,” ujarnya.
"Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far.
"Tidak," jawab orang itu.
"Lalu ayat yang kedua apa?" Tanya Imam Ja'far lagi.
"Ayat yang kedua berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya.
"Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi.
"Tidak," jawabnya.
"Lalu mengapa?" Tanya imam Ja'far.
"Aku tidak tahu," jawabnya.

Imam Ja'far kemudian menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do'amu. Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."
"Apa yang dimaksud Jihad Do'a?" sela orang itu.
Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.
Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.

Kemudian bacalah, "Ya Allah, aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau rdhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," papar Imam Ja'far.***

Nikmati Proses

Sebenarnya yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa? Karena yang bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses dan bukan hasil. Kalau hasil itu ALLOH yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untuk menikmati dua perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaitu selalu menjaga setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusaha menyempurnakan ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah ALLOH SWT.

Seperti para mujahidin yang berjuang membela bangsa dan agamanya, sebetulnya bukan kemenangan yang terpenting bagi mereka, karena menang-kalah itu akan selalu dipergilirkan kepada siapapun. Tapi yang paling penting baginya adalah bagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena ALLOH dan selama berjuang itu akhlaknya juga tetap terjaga. Tidak akan rugi orang yang mampu seperti ini, sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti dapat pahala, kalaupun terbunuh berarti bisa jadi syuhada.

Ketika jualan dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga, maka masalah yang terpenting bagi kita bukanlah uang dari jualan itu, karena uang itu ada jalurnya, ada rizkinya dari ALLOH dan semua pasti mendapatkannya. Karena kalau kita mengukur kesuksesan itu dari untung yang didapat, maka akan gampang sekali bagi ALLOH untuk memusnahkan untung yang didapat hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah menimpanya, dikenai bencana, hingga akhirnya semua untung yang dicari berpuluh-puluh tahun bisa sirna seketika.

Walhasil yang terpenting dari bisnis dan ikhtiar yang dilakukan adalah prosesnya. Misal, bagaimana selama berjualan itu kita selalu menjaga niat agar tidak pernah ada satu miligram pun hak orang lain yang terambil oleh kita, bagaimana ketika berjualan itu kita tampil penuh keramahan dan penuh kemuliaan akhlak, bagaimana ketika sedang bisnis benar-benar dijaga kejujuran kita, tepat waktu, janji-janji kita penuhi.

Dan keuntungan bagi kita ketika sedang berproses mencari nafkah adalah dengan sangat menjaga nilai-nilai perilaku kita. Perkara uang sebenarya tidak usah terlalu dipikirkan, karena ALLOH Mahatahu kebutuhan kita lebih tahu dari kita sendiri. Kita sama sekali tidak akan terangkat oleh keuntungan yang kita dapatkan, tapi kita akan terangkat oleh proses mulia yang kita jalani.

Ini perlu dicamkan baik-baik bagi siap pun yang sedang bisnis bahwa yang termahal dari kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jaga dalam proses. Termasuk ketika kuliah bagi para pelajar, kalau kuliah hanya menikmati hasil ataupun hanya ingin gelar, bagaimana kalau meninggal sebelum diwisuda? Apalagi kita tidak tahu kapan akan meninggal. Karenanya yang paling penting dari perkuliahan, tanya dulu pada diri, mau apa dengan kuliah ini? Kalau hanya untuk mencari isi perut, kata Imam Ali, "Orang yang pikirannya hanya pada isi perut, maka derajat dia tidak akan jauh beda dengan yang keluar dari perutnya". Kalau hanya ingin cari uang, hanya tok uang, maka asal tahu saja penjahat juga pikirannya hanya uang.

Bagi kita kuliah adalah suatu ikhtiar agar nilai kemanfaatan hidup kita meningkat. Kita menuntut ilmu supaya tambah luas ilmu hingga akhirnya hidup kita bisa lebih meningkat manfaatnya. Kita tingkatkan kemampuan salah satu tujuannya adalah agar dapat meningkatkan kemampuan orang lain. Kita cari nafkah sebanyak mungkin supaya bisa mensejahterakan orang lain.
Dalam mencari rizki ada dua perkara yang perlu selalu kita jaga, ketika sedang mencari kita sangat jaga nilai-nilainya, dan ketika dapat kita distribusikan sekuat-kuatnya. Inilah yang sangat penting. Dalam perkuliahan, niat kita mau apa nih? Kalau mau sekolah, mau kuliah, mau kursus, selalu tanyakan mau apa nih? Karena belum tentu kita masih hidup ketika diwisuda, karena belum tentu kita masih hidup ketika kursus selesai.

Ah, Sahabat. Kalau kita selama kuliah, selama sekolah, selama kursus kita jaga sekuat-kuatnya mutu kehormatan, nilai kejujuran, etika, dan tidak mau nyontek lalu kita meninggal sebelum diwisuda? Tidak ada masalah, karena apa yang kita lakukan sudah jadi amal kebaikan. Karenanya jangan terlalu terpukau dengan hasil.

Saat melamar seseorang, kita harus siap menerima kenyataan bahwa yang dilamar itu belum tentu jodoh kita. Persoalan kita sudah datang ke calon mertua, sudah bicara baik-baik, sudah menentukan tanggal, tiba-tiba menjelang pernikahan ternyata ia mengundurkan diri atau akan menikah dengan yang lain. Sakit hati sih wajar dan manusiawi, tapi ingat bahwa kita tidak pernah rugi kalau niatnya sudah baik, caranya sudah benar, kalaupun tidak jadi nikah dengan dia. Siapa tahu ALLOH telah menyiapkan kandidat lain yang lebih cocok.

Atau sudah daftar mau pergi haji, sudah dipotret, sudah manasik, dan sudah siap untuk berangkat, tiba-tiba kita menderita sakit sehingga batal untuk berangkat. Apakah ini suatu kerugian? Belum tentu! Siapa tahu ini merupakan nikmat dan pertolongan dari ALLOH, karena kalau berangkat haji belum tentu mabrur, mungkin ALLOH tahu kapasitas keimanan dan kapasitas keilmuan kita.

Oleh sebab itu, sekali lagi jangan terpukau oleh hasil, karena hasil yang bagus menurut kita belum tentu bagus menurut perhitungan ALLOH. Kalau misalnya kualifikasi mental kita hanya uang 50 juta yang mampu kita kelola. Suatu saat ALLOH memberikan untung satu milyar, nah untung ini justru bisa jadi musibah buat kita. Karena setiap datangnya rizki akan efektif kalau iman kitanya bagus dan kalau ilmu kitanya bagus. Kalau tidak, datangnya uang, datangnya gelar, datangnya pangkat, datangnya kedudukan, yang tidak dibarengi kualitas pribadi kita yang bermutu sama dengan datangnya musibah. Ada orang yang hina gara-gara dia punya kedudukan, karena kedudukannya tidak dibarengi dengan kemampuan mental yang bagus, jadi petantang-petenteng, jadi sombong, jadi sok tahu, maka dia jadi nista dan hina karena kedudukannya.

Ada orang yang terjerumus, bergelimang maksiat gara-gara dapat untung. Hal ini karena ketika belum dapat untung akan susah ke tempat maksiat karena uangnya juga tidak ada, tapi ketika punya untung sehingga uang melimpah-ruah tiba-tiba dia begitu mudahnya mengakses tempat-tempat maksiat.

Nah, Sahabat. Selalulah kita nikmati proses. Seperti saat seorang ibu membuat kue lebaran, ternyata kue lebaran yang hasilnya begitu enak itu telah melewati proses yang begitu panjang dan lama. Mulai dari mencari bahan-bahannya, memilah-milahnya, menyediakan peralatan yang pas, hingga memadukannya dengan takaran yang tepat, dan sampai menungguinya di open. Dan lihatlah ketika sudah jadi kue, baru dihidangkan beberapa menit saja, sudah habis. Apalagi biasanya tidak dimakan sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan kalau orang membuat kue tadi tidak menikmati proses membuatnya, dia akan rugi karena dapat capeknya saja, karena hasil proses membuat kuenya pun habis dengan seketika oleh orang lain. Artinya, ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar hasil, tapi proses.

Begitu pula ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah prosesnya. Hamilnya sembilan bulan, sungguh begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalan juga limbung, masya ALLOH. Kemudian saat melahirkannya pun berat dan sakitnya juga setengah mati. Padahal setelah si anak lahir belum tentu balas budi. Sudah perjuangan sekuat tenaga melahirkan, sewaktu kecil ngencingin, ngeberakin, sekolah ditungguin, cengengnya luar biasa, di SD tidak mau belajar (bahkan yang belajar, yang mengerjakan PR justru malah ibunya) dan si anak malah jajan saja, saat masuk SMP mulai kumincir, masuk SMU mulai coba-coba jatuh cinta. Bayangkanlah kalau semua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak pakai keikhlasan, maka akan sangat tidak sebanding antara balas budi anak dengan pengorbanan ibu bapaknya. Bayangkan pula kalau menunggu anaknya berhasil, sedangkan prosesnya sudah capek setengah mati seperti itu, tiba-tiba anak meninggal, naudzhubillah, apa yang kita dapatkan?

Oleh sebab itu, bagi para ibu, nikmatilah proses hamil sebagai ladang amal. Nikmatilah proses mengurus anak, pusingnya, ngadat-nya, dan rewelnya anak sebagai ladang amal. Nikmatilah proses mendidik anak, menyekolahkan anak, dengan penuh jerih payah dan tetesan keringat sebagai ladang amal. Jangan pikirkan apakah anak mau balas budi atau tidak, sebab kalau kita ikhlas menjalani proses ini, insya ALLOH tidak akan pernah rugi. Karena memang rizki kita bukan apa yang kita dapatkan, tapi apa yang dengan ikhlas dapat kita lakukan.

Rumah Tangga Yang Menyenangkan (Meminimalkan Potensi Konflik)

Banyak orang yang menyangka bahwa pernikahan itu indah. Padahal sebetulnya? Indah ...sekali. Tak sedikit yang menyesal, kenapa tak dari dulu menikah.
Sahabat, itu adalah secuplik ungkapan yang lazim terdengar tentang pernikahan. Namun jelas, tak segampang yang dibayangkan untuk membina sebuah keluarga. Membangun sebuah keluarga sakinah adalah suatu proses. Keluarga sakinah bukan berarti keluarga yang diam tanpa masalah. Namun lebih kepada adanya keterampilan untuk manajemen konflik.
Ada tiga jenis manajemen konflik dalam rumah tangga, yaitu pencegahan terjadinya konflik, menghadapai tatkala konflik terlanjur berlangsung, dan apa yang harus dilakukan setelah konflik reda.
Pada kesempatan pertama, insya Allah kta akan mengurai tentang bagaimana meminimalkan terjadinya konflik di dalam rumah tangga kita.

1. Siap dengan hal yang tidak kita duga
Pada dasarnya kita selalu siap untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Mudah bagi kita bila yang terjadi cocok dengan harapan kita. Namun, bagaimanapun, setiap orang itu berbeda-beda. Tidak semuanya harus sama "gelombangnya" dengan kita. Maka yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan diri agar potensi konflik akibat perbedaan ini tidak merusak.
Dalam rumah tangga, bisa jadi pasangan kita teryata tidak seideal yang kita impikan. Maka kita harus siap melihat ternyata dia tidak rapi, tidak secantik yang dibayangkan atau tidak segesit yang kita harapkan., misalnya. Kita harus berlapang dada sekali andai ternyata apa yang kita idamkan, tidak ada pada dirinya. Juga sebaliknya, apabila yang luar biasa kita benci. Ternyata isteri atau suami kita memiliki sikap tersebut.

2. Memperbanyak pesan Aku
Tindak lanjut dan kesiapan kita menghadapi perbedaan yang ada, adalah memeperbanyak pesan aku. Sebab, umumnya makin orang lain menegetahui kita, makin siap dia menghadapi kita. Misalnya sebagai isteri kita terbiasa katakanlah mengorok ketika tidur. Maka agar suami dapat siap menghadapi hal ini, kita bisa mengatakan "Mas, orang bilang, kalau tidur saya itu suka ngorok,.... jadi Mas siap-siap saja. Sebab, sebetulnya, saya sendiri enggak niat ngorok."
Lalu sebagai suami, misalnya kita menyatakan keinginan kita: "Saya kalau jam tiga suka bangun. Tolonglah bangunkan saya. Saya suka menyesal kalau tidak Tahajjud. Dan kalau sedang Tahajjud, saya tidak ingin ada suara yang mengganggu."
Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi riak-riak masalah akaibat satu sama lain tidak memahami nilai-nilai yang dipakai oleh pasangan hidupnya. Sebab sangat mungkin orang membuat kesalahan akibat dia tidak tahu tata nilai kita. Yang dampaknya akan banyak muncul ketersinggungan-ketersinggungan. Maka di sinilah perlunya kita belajar memberitahukan. Memberitahukan apa yag kita inginkan. Inilah esensi dari pesan aku.
Dengan demikian ini akan membuat peluang konflik tidak membesar. Karena kita telah mengkondisikan agar orang memahami kita. Sungguh tidak usah malu menyatakan harapan ataupun keberatan-keberatan kita. Sebab justru dengan keterbukaan seperti ini pasangan hidup kita dapat lebih mudah dalam menerima diri kita. Termasuk dalam hal keberadaan orang lain.
Misalnya orang tua kita akan datang. Maka adalah suatu tindakan bijaksana apabila kita mengatakan kepada suami tentang mereka. Sebagai contoh, orang tua kita mempunyai sikap cukup cerewet, senang mengomentari ini itu. Maka katakan saja: "Pak... saya tidak bermaksud meremehkan. Namun begitulah adanya. Orang tua saya banyak bicara. Jangan terlalu difikirkan, itu memang sudah kebiasaan mereka. Juga dalam hal makanan, yang ikhlas saja ya Pak...kalau nanti mereka makannya pada lumayan banyak..."
Sungguh sahabat, makin kita jujur maka akan semakin menentramkan perasaan masing-masing di antara kita.
Alkisah, ada sebuah keluarga. Sering sekali terjadi pertengkaran. Akhirnya, suatu ketika si isteri bicara "Pak, maaf ya, keluarga kami memang bertabiat keras. Sehingga bagi kami kemarahan itu menjadi hal yang amat biasa."
Lalu suaminya membalas "Sedangkan Papa lahir dari keluarga pendiam, dan jarang sekali ada pertempuran..."
Jelas itu akan membuat keadaan berangsur lebih baik dibanding terus menerus bergelut dalam pertengkaran-pertengkaran yang semestinya tak terjadi.
Jadi kita pun harus berani untuk mengumpulkan input-input tentang pasangan kita. Misalnya ternyata dia punya BB atau bau badan. Maka kita bisa menyarankan untuk meminum jamu, sekaligus memberitahukan bahwa kadar ketahanan kita terhadap bau-bauan rendah sekali. Sehingga ketika kita tiba-tiba memalingkan muka dari dia, isteri kita itu tidak tersinggung. Karena tata nilainya sudah disamakan.
Tentunya, dengan saling keterbukaan seperti itu masalah akan menjadi lebih mudah dijernihkan dibanding masing-masing saling menutup diri.
Ketertutupan, pada akhirnya akan membuat potensi masalah menjadi besar. Kita menjadi mengarang kesana kemari, membayangkan hal yang tidak tidak berkenaan dengan pasanagan hidup kita. Dongkol, marah, benci dan seterusnya. Padahal kalau saja didiskusikan, bisa jadi masalahnya menjadi sangat mudah diselesaikan. Dan potensi konflik pun menjadi minimal.

3. Tentang aturan
Kita harus memiliki aturan-aturan yang disepakati bersama. Karena kalau tak tahu aturan, bagaimana orang bisa nurut? Bagaimana kita bisa selaras? Jadi kita harus membuat aturan sekaligus...sosialisasikan!
Misalnya isteri kita jarang mematikan kran setelah mengguanakan. Bisa jadi kita dongkol. Disisi lain, boleh jadi isteri malah tak merasa bersalah sama sekali. Sebab dia berasal dari desa. Dan di desa.. pancuran toh tak pernah ditutup.
Begitu pula pada anak-anak. Kita harus mensosialisasikan peraturan ini. Tidak usah kaku. Buat saja apa yang bisa dilaksanakan oleh semua. Makin orang tahu peraturan, maka peluang berbuat salah makin minimal.

Thursday, April 7, 2011

.::Ketenangan Hidup::.

"Tepat seminggu saya mengatakan selamat tinggal masa laluku yang suram, selamat tinggal masa lalunya yang tak sebaiknya saya tahu"

Malu & Memalukan, dua kata yang saya rasakan & miliki. Saya bertanya dalam hati, Apakah ini ujian, cobaan, teguran ketika saya sudah membulatkan hati & diri untuk taubatan nasuha, ketika kemauan kuat saya untuk menghijab-i lahiriyah & bathin saya?

Istiqomah tak begitu mudah dilakukan, berharap ada cahaya terang yang menuntun saya untuk terus Istiqomah atas tekanan bathin yang saya rasakan, utamanya sebagai wanita sholehah yang sungguh saya idam2kan, wanita sholehah yang menjaga 'kehormatannya' sampai Allah SWT benar-benar meridhoi & menghalalkan.

Saya yakin walau dikata sudah terlambat untuk mengembalikan sesuatu yang tak mungkin kembali, namun belum terlambat untuk memperbaiki segalanya. Allah SWT Maha Mengetahui apa yang ada di hati hamba-Nya.

Saya semakin tua, usia saya semakin berkurang jatah di dunia, saya pikirkan persiapan apa yang sudah saya lakukan untuk menuju 'ke sana'? #Belum, masih sangat minimal atau minus bisa dikatakan begitu.

Doa & harapan ku: Saya inginkan masa depan, membangun masa depan, mewujudkan masa depan. Allah SWT ujian-Mu bagiku berat, bantu saya Ya Allah.. Istiqomahkan saya selalu Ya Allah..

Bismillah is the best word.. xoxo ^o^

Wednesday, April 6, 2011

Get Married and Family

Bersediakah engkau menikah denganku?
Bersediakah engkau kulamar sebagai pendamping hidupku?
Kapan aku harus melamarmu?
Bersediakah engkau membina bahtera rumah tangga bersamaku?
Bersediakah engkau bersama denganku saling mengingatkan akan kebaikan?
Bersediakah engkau menuntunku ke jalan yang benar?
Bersediakah engkau dengan sabar mengajariku tentang makna kebaikan, penghormatan?
Bersediakah, bersediakah, ...... ???

Aku sungguh ingin menikah, ada yang melamarku, adakah kekasih hatiku melamarku???
Mimpikah aku mengharapkan itu semua???

Sudahlah, jangan pikirkan itu lagi. Aku harus berubah dan memperbaiki diri sampai aku mampu & pantas dilamar.
Ini hanya mimpi ada yang melamar & datang kepada orang tuaku, meminta aku untuk menjadi pendamping hidupnya.
Ini hanya mimpi orang tuaku akan merestui hubungan dengan lelaki yang aku pilih.
Ini hanya mimpi aku menikah selepas lulus kuliah.

Nanti saja, pikirkan itu lagi jika aku sudah berubah dan memperbaiki diri sampai aku mampu & pantas dilamar.
Saat ini aku harus bekerja & menuntut ilmu pengetahuan lagi, hingga aku matang.
Saat ini aku harus membeli rumah & kendaraan pribadi untuk kebutuhanku, dan memenuhi kebutuhan adikku hingga kondisinya pulih kembali.
Yang utama, aku harus menentukan kemana langkahku selepas lulus kuliah, bertahan hidup sampai aku lelah untuk mengenyam pendidikan & bekerja.

Sabar ya dek, saat ini kakak berusaha untuk lulus kuliah & bekerja, kakak akan lakukan semua ini untukmu. Kakak tahu bagaimana orang tua kita menginginkan engkau bekerja walau kondisimu tak memungkinkan. Kakak tahu betapa kondisi psikologismu atas sakit yang kau derita. Tak peduli betapapun engkau marah-marah dengan kakak. Do'akan kakak supaya dapat lulus & bekerja, mendapat penghasilan untuk kebutuhan kita. Maaf, engkau butuhkan kakak namun saat ini kakak belum mampu untuk mengantarmu berobat, karena jadwal & kakak sempatkan menjengukmu. Kakak ingin membeli rumah & kendaraan pribadi supaya engkau nyaman tinggal di kota ini dan tak perlu susah payah mencari kendaraan yang mau mengantarmu berobat. Kakak ingin orang tua kita mengerti, siapapun itu. Kakak ingin mengajakmu tinggal bersama jika kakak sudah punya rumah sendiri. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin...

Sectio Caesarea

Sectio Caesarea, apa yang ada di benak saya pertama kali tentang dua kata tersebut: ibu hamil, operasi, dan perut hehehe...

Yupz... kali ini bahas sectio caesarea aja deh.. Why? because I'm in OK room for this week, banyak operasi yang dilakukan & salah satunya adalah sectio caesarea.

Apaan tuh Sectio Caesarea, atau disingkat SC adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim. Takjub dan Subhanallah ketika saya melihat seorang ibu yang melahirkan dengan cara SC, tapi saya berharap, berdoa kalau saya hamil & mau melahirkan yang partus normal saja.

Saya lihat kemarin, salah satu dari tindakan sectio jenis SC Vaginalis. Tindakan SC dengan teknik anastesi regional. Pembiusan regional, ibu yang menjalani persalinan tetap dalam keadaan sadar karena yang mati rasa hanyalah saraf-saraf di bagian abdomen termasuk uterus. Pembiusan regional yang digunakan untuk operasi caesarea pada persalinan diantaranya adalah bius epidural, spinal dan kelamin. Jenis pembiusan ini dilakukan dengan memberi obat pemati rasa ke daerah vertebrae, mengakibatkan sebatas panggul ke bawah mati rasa, tetapi ibu masih sadar selama proses operasi berlangsung.

Subhanallah dan senang rasanya ketika saya harus menapaki perjalanan pendidikan di bidang kesehatan, karena banyak sekali kasus atau tindakan yang sebenarnya dapat menambah rasa syukur dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang tak umum & bahkan tidak mungkin orang dapat menyaksikan langsung, bahkan tak mengetahui #bukan live film sih... :-))

Amazing... ketika proses SC dari awal saya langsung melihat bagaimana abdomen tersebut di insisi dan sampai pada saatnya bayi dikeluarkan, plasenta, lalu uterus yang berada di dalam perut, saya sampai ngelus-ngelus perut... ditambah ketika hecting uterus yang membuat saya tercengang karena sebagai wanita yang pasti kodratnya melahirkan, sempat bertanya-tanya dalam hati itu uterus tempat tumbuhnya bayi, Subhanallah, Allahu Akbar...

Betapa saya memilih untuk partus secara normal walaupun harus episiotomi #semoga normal total tanpa episiotomi juga, karena memang besar resiko dari SC. Selain perdarahan, juga akibat dari tindakan tersebut berapa saraf yang berada di abdomen terputus, dan sakit, nyerinya itu setelah proses SC berkali-kali lipat karena lapisan abdomen yang di insisi dan di hecting, juga saraf abdomen. Kalau harus partus normal dengan episiotomi, sakit, nyerinya tak sampai berbulan-bulan untuk pemulihan....

Sekali lagi saya takjub, dengan adanya ilmu kesehatan membuat saya semakin tertarik. Khususnya pengalaman di ruang OK, IGD, ICU... lagi-lagi saya harus tertarik dan ingin mendalami salah satu bidang tersebut.

Makna Idealis???

#Edisi Curhat \^o^ /

Teringat sekilas kalimat yang terlontar dari seorang teman sewaktu masa kuliah Akademi dulu: "Idealis itu penting", sampai di tugas akhirnya pun kalimat tersebut dijadikan motto hidupnya. Eh, sebenarnya saya tak mengerti makna idealis sesungguhnya, karena kalau melihat artinya secara harfiah dengan fakta yang terjadi di lapangan sepertinya tidak sinkron. Oke, langsung kita buka KBBI aja deh...

Menurut KBBI, ada lima kata yang berhubugan dengan kata idealis yaitu: ide, ideal, idealis, idealisme, dan idealistis. Kelimanya mempunyai induk kata bernama ide: yang artinya gagasan atau pikiran, kemudian berkembang menjadi ideal: gagasan atau pikiran yang diinginkan, lalu idealis: yang lebih kepada orang yang mempunyai gagasan atau pikiran itu, dan berkembang lagi menjadi idealisme: sebuah faham filsafat yang menganggap bahwa gagasan atau pikiran yang dinginkan tersebut merupakan hal yang benar, terakhir idealistis: yang lebih menekankan kepada kata sifat untuk menuju ideal atau sifat menuju yang dicita citakan.

Emmm... merujuk dari arti idealis itu sendiri orang yang mempunyai gagasan atau pikiran, ini yang acapkali membuat saya berpikir terhadap mahasiswa yang bangga menyandang gelar mahasiswa idealis. Apakah mereka paham betul makna idealis tersebut, atau hanya ikut-ikutan saja. Ikut turun ke jalan mengumandangkan suara mahasiswa lalu mendapat cap/gelar inilah mahasiswa idealis yang memperjuangkan nasib rakyat.

Lepas dari itu semua, saya memiliki keyakinan bahwa tak semua paham makna idealis sesungguhnya #persepsi saya, monggo dikomentari :-)
Kenapa?? karena mahasiswa yang mengaku bahwa mereka adalah mahasiswa idealis seringkali saya temui bahkan saya tiap hari berinteraksi, sampai telinga ini rasanya tak sanggup mendengar pengakuan keidealisan mereka namun tak sesuai dengan perilaku idealis yang sesungguhnya #memang apa sih perilaku idealis sesungguhnya??? Sok Teu euy :-P

Seringkali, bisa dibilang hampir setiap hari saya mengalami namanya paham keidealisan mahasiswa, dilingkungan kerja saya yang baru, kurang lebih tiga tahun belakangan saya kecap. Khususnya beberapa bulan belakangan, seringkali yang timbul adalah rasa kesal yang mendalam akibat keidealisan mereka #lebay.com yang berujung saya ingin & harus cepat-cepat keluar dari lingkungan seperti ini (lingkungan mahasiswa), dan masuk ke dalam lingkungan saya sesungguhnya (lingkungan para lansia) #merasa sudah tua & ga level jika harus makan hati setiap hari jika harus berada di lingkungan yang tak sesuai dengan saya/para older people. Bukan hanya saya saja yang merasakan keidealisan mahasiswa yang ga ngerti makna idealis sesungguhnya, teman-teman saya pun banyak yang sharing mengenai keidealisan yang mereka kumandangkan (young people).

Capek hati, capek fisik, bagaimana mau jadi professional jika idealis semacam itu yang dikumandangkan & dilakoni. Oke, teori pintar & hafal di luar kepala #ngaku saya kalah kalau harus ngomongin teori & konsep, tapi di lapangan mereka nol. Alasan yang keluar pasti, teori, konsep karena saya ga minat kerja lapangan sampai seenaknya ngatur jadwal & masuk seenaknya pula #kacau balau, saya seumur-umur kerja ga ada yang judulnya JADWAL KACAU BALAU, MASUK SEKEHENDAK HATINYA, kasarnya bisa mati oii klien kalian. Sampai bikin alasan ga rasional, dalam bikin intervensi pun diajarkan rasional dilakukan intervensi, kalau ga rasional ya ga bisa & ga boleh dilakukan, gagasan atau ide pikiran yang bagaimana yang mereka maksud, malah bisa jadi mal praktik You Know!!!

Sekali lagi idealis sesungguhnya mohon dipahami dahulu sebelum mencap/memberi gelar diri idealis.

Btw hari ini saya mau ngasih pelajaran aja sih, terakhir kemarin mereka bisa memberi alasan bangun kesiangan, tidur kemalaman, capek. Emang saya ga capek apa, Hah? Professional katanya, mbuh ngapusi kali...

Mewujudkan Rasa Syukur

Setengah terpikir apakah sama antara kebahagiaan dan kesedihan, keberhasilan dan kegagalan, lapang dan sempit. Ada manusia yang memahami Islam tapi tidak bisa bermanfaat untuk orang lain, bisa bermanfaat untuk orang lain tapi tidak paham Islam, mudah marah tapi pemurah, rajin ibadah tapi banyak bicara yang tak bermanfaat dan lain-lain.

Hanya Manusia yang dapat mengetahui kelemahan dirinya sendiri lah yang bisa menjadikannya berhasil dunia- akhirat. Keberhasilan di ukur dari rasa syukur, semakin banyak kita bersyukur atas apa yang Allah berikan, maka Allah akan semakin tambahkan rizki untuk kita (dengan segala cobaan yang ada tentunya).

Tapi, jangan salah kawan, untuk bersyukur itu gampang-gampang susah. Mudah diucapkan tetapi sulit di lakukan. sahabat Usman kaya raya dan ia bersyukur, dengan cara mendermakan hartanya di jalan Allah, sahabat Ali Pandai/cerdas dan bijaksana wujud rasa syukurnya adalah ia gunakan kemampuannya untuk kebijaksanaan dalam memimpin. Semuanya, bersyukur atas apa yang Allah berikan dengan apa yang ia miliki. Inti dari syukur adalah memberikan apa yang Allah berikan kepada kita untuk diberikan kepada Allah kembali.

Betapa irinya Umar ketika Abu bakar bisa memberikan semua harta yang ia miliki untuk perjuangan di jalan Allah. Maka, Nikmat Tuhanmu manakah yang pantas kamu dustakan (Q.S Ar-Rahman : 13).

Menjadi Putra Raja/ Permaisuri hati diri sendiri lebih utama. Jadi, percaya bahwa Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya yang berusaha.Tidak salah kok, jika kita ingin mendapatkan yang terbaik menurut kita.  Tapi harus diingat, bahwa yang terbaik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, Allah lebih mengetahui apa yang tebaik untuk kita. Nah, setelah Allah berikan yang terbaik untuk kita representasi wujud syukur kita gunakan pemberian Allah tersebut dengan baik, jangan pernah mengkufurinya.

Menjaga komitmen cinta lebih sulit daripada mengucapkan cinta (Hablumminallah)

Wahai Puteriku... (Renungan Pra Nikah)

"Jika saja mereka mengerti kebutuhan puteri mereka dan mengizinkan untuk menikah, tahu apa yang terjadi tanpa adanya pernikahan dan tidak mempermudah nikah puteri mereka"

Puteriku tercinta..! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlah nasehat-nasehatku yang benar lagi jelas, berdasarkan pengalaman-pengalamanku, dimana engkau belum pernah mendengarnya dari orang lain.

Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kejahatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul, dan mulut letih, dan kami tidak menghasilkan apa-apa. Kemungkaran tidak dapat kami berantas, bahkan semakin bertambah, kerusakan telah mewabah, para wanita keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan, betis dan lehernya.

Kami belum menemukan cara untuk memperbaiki, kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada di depanmu, puteriku! Kuncinya berada di tanganmu.

Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani, dan andaikata bukan lantaran lemah gemulaimu, laki-laki tidak akan bertambah parah.

Engkaulah yang membuka pintu, kau katakan kepada
si pencuri itu : silakan masuk ketika ia telah mencuri, engkau
berteriak : maling ! Tolong ¦ tolong saya kemalingan.

Demi Allah  dalam khayalan seorang pemuda tak melihat gadis kecuali gadis itu telah ia telanjangi pakaiannya.

Demi Allah begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakan laki- laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.

Demi Allah ia telah bohong! Senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan ! setelah itu apa yang terjadi?
Apa, wahai puteriku? Coba kau pikirkan!

Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, dan engakulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng, selama hidupmu engkau akan tetap berkubang dalam kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selamanya.

Bila engkau bertemu dengan pemuda, kau palingkan muka, dan menghindarinya. Apabila pengganggumu berbuat lancang lewat perkataan atau tangan yang usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang di jalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal itu takkan mengganggu gadis-gadis lagi. Apabila anak laki-laki itu menginginkan kebaikan maka ia akan mendatangi orang tuamu untuk melamar.

Cita-cita wanita tertinggi adalah perkawinan. Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas, dan prestasinya, sesuatu yang sangat didamba-dambakannya adalah menjadi isteri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.

Tak ada seorangpun yang mau menikahi pelacur, sekalipun ia lelaki hidung belang, apabila akan menikah tidak akan memilih wanita jalang (nakal), akan tetapi ia akan memilih wanita yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putera-puterinya adalah seorang wanita amoral.

Sesungguhnya krisis perkawinan terjadi disebabkan kalian kaum wanita! Krisis perkawinan terjadi disebabkan perbuatan wanita-wanita asusila, sehingga para pemuda tidak membutuhkan isteri, akibatnya banyak para gadis berusia cukup untuk nikah tidak mendapatkan suami. Mengapa wanita-wanita yang baik belum juga sadar? Mengapa kalian tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalianlah yang lebih patut dan lebih mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan usaha itu karena kalian telah mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita mulia dan beragama.

Maka hendaklah kalian mengajak mereka agar bertakwa kepada Allah, bila mereka tidak mau bertaqwa, peringatkanlah mereka akan akibat yang buruk dari perzinaan seperti terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih membangkang maka beritahukan akan kenyataan yang ada, katakan kepada mereka : kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu banyak pemuda mendatangi kalian dan berebut di sekitar kalian, akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Semua makhluk di dunia ini tidak ada yang kekal.

Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek dengan punggung bungkuk dan wajah keriput? Saat itu, siapakah yang akan memperhatikan? Siapa yang akan simpati?

Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan para cucunya, saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu ditengah rakyatnya. Duduk di atas singgasana dengan memakai mahkota, tetapi bagaimana dengan nenek yang lain, yang masih belum bersuami itu? Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan di atas? Apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?

Dan berilah nasehat-nasehat yang serupa, saya yakin kalian tidak perlu petunjuk orang lain serta tidak kehabisan cara untuk menasehati saudari-saudari yang sesat dan patut di dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengatasi mereka, berusahalah untuk menjaga wanita-wanita baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh, agar mereka tidak menempuh jalan yang salah.

Saya tidak minta kalian untuk mengubah secara drastis mengembalikan wanita kini menjadi kepribadian muslimah yang benar, akan tetapi kembalilah ke jalan yang benar setapak demi setapak sebagaimana kalian menerima kerusakan sedikit demi sedikit.

Perbaikan tersebut tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, malainkan dengan kembali ke jalan yang benar dari jalan yang semula kita lewati menuju kejelekan walaupun jalan itu sekarang telah jauh, tidak menjadi soal, orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas pergaulan bebas, (kalaupun) seorang wanita membuka wajahnya tidak berarti ia boleh bergaul dengan laki-laki yang bukan mahramnya.

Istri tanpa tutup wajah bukan berarti ia boleh menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu di kereta, bertemu di jalan, atau seorang gadis menjabat tangan kawan pria di sekolah, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, dia lupa bahwa Allah menjadikannya sebagai wanita dan kawannya sebagai pria, satu dengan lain dapat saling terangsang. Baik wanita, pria, atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.

Mereka yang menggembor-gemborka n emansipasi dan pergaulan bebas atas kemajuan adalah pembohong dilihat dari dua sebab :

Pertama : karena itu semua mereka lakukan untuk kepuasan pada diri mereka, memberikan kenikmatan-kenikmat an melihat angota badan yang terbuka dan kenikmatan-kenikmat an lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka tidak berani berterus terang, oleh karena itu mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan yang sama sekali tidak ada artinya, kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, dan ungkapan- ungkapan yang lain yang kosong tanpa makna bagaikan gendang.

Kedua : mereka bohong oleh karena mereka bermakmum pada Eropa, menjadikan eropa bagaikan kiblat, dan mereka tidak dapat memahami kebenaran kecuali apa-apa yang datang dari sana, dari Paris, London, Berlin dan New York. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di sekolah, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau di kolam renang). Kebatilan menurut mereka adalah segala sesuatu yang datangnya dari timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walaupun berupa kehormatan, kemuliaan, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan libido seksual, untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah- sekolah, seperti Rusia yang tidak beragama, tidak pernah mendengar para ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?

Saya tidak berbicara dengan para pemuda, saya tidak ingin mereka mendengar, saya tahu, mungkin mereka menyanggah dan mencemoohkan saya karena saya telah menghalangi mereka untuk memperoleh kenikmatan dan kelezatan, akan tetapi saya berbicara kepada kalian, puteri-puteriku, wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua ini bukan orang lain kecuali engkau.

Oleh karena itu jangan berikan diri kalian sebagai korban iblis, jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan yang alasannya, hak asasi, modernisme, emansipasi dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang yang terkutuk ini tidak beristri dan tidak memiliki anak, mereka sama sekali tidak peduli dengan kalian selain untuk pemuas kelezatan sementara. Sedangkan saya adalah seorang ayah dari empat gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Saya ingin kalian bahagia seperti yang saya inginkan untuk puteri-puteriku.

Sesungguhnya tidak ada yang mereka inginkan salain memperkosa kehormatan wanita, kemuliaan yang tercela tidak akan bisa kembali, begitu juga martabat yang hilang tidak akan dapat diketemukan kembali.

Bila anak puteri jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau menyingsingkan lengan untuk membangunkannya dari lembah kehinaan, yang engkau dapati mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah berubah dan hilang, mereka pun lalu pergi menelantarkan, persisnya seperti anjing meninggalkan bangkai yang tidak tersisa daging sedikitpun.

Inilah nasehatku padamu, putriku. Inilah kebenaran. Selain ini jangan percaya. Sadarlah bahwa di tanganmu lah, bukan di tangan kami kaum laki-laki, kunci pintu perbaikan. Bila mau perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun kan menjadi baik.

(wallahul musta’an).

Disarikan dari buku : “Wahai Putriku” Ali Thanthawi
Oleh : Ali Ath-Thanthawi
Penerjamah: Abdulloh
Editor: Munir F. Ridwan, Muhammadun Abdul Hamid

By : Panduan Pernikahan Dalam Islam

Saturday, April 2, 2011

Iseng-iseng Application

Hmmm... nie iseng-iseng follow application di situs jejaring sosial, coz tugas yang terkadang bikin nguantuukk berat & bikin jari sampe keriting... sok dilihat & dibaca-baca, tp bukan referensi lho... \^o^/
Masehi Month & Hijriah Month: 20 April 1986 & 12 Sya'ban 1406 H.



 hohoho...  xoxo.. ^o^

Berpikir Cerdas Dengan Mempermudah Nikah

"Yang saya sungguh harapkan dari mereka, dan berharap dibukakan jalan cahaya kelembutan dan keluluhan hati oleh Allah SWT. Suatu tekanan bathin melanda seorang wanita ketika ia sadari bahwa yang dibutuhkannya adalah menyempurnakan setengah dien & dilingkupi kehalalan yang diridhoi oleh Allah SWT."

Orang tua yang begitu bersemangat untuk mencarikan obat bagi anaknya yang sedang sakit. Sungguh semangat yang tiada tandingnya, rela mengkorbankan semua yang dimilikinya demi kesembuhan sang anak, sehingga orang tua akan marah-marah jika ternyata anak yang sedang di obati ogah-ogahan meminum obat tersebut. Begitu juga orang tua yang mencubit paha anaknya yang berusia 7 tahun karena menyeberang jalan tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan hingga hampir saja tersambar sebuah mobil yang berkecepatan tinggi.

Itulah gambaran kasih sayang dan cinta yang tertuang dalam kepedulian dan pengorbanan. Ada kebutuhan anak yang teramat penting akan tetapi banyak orang tua yang sering ogah-ogahan dalam memenuhinya. Adalah kebutuhan seorang anak yang tidak lagi disebut seorang anak akan tetapi seorang anak yang sudah menjadi lelaki dan perempuan dewasa. Pada usia tertentu seorang tua tidak boleh melihat seorang anak hanya sekedar sebagai seorang anak akan tetapi ada saat-saat tertentu seorang anak harus dilihat sebagai seorang laki-laki atau seorang wanita yang membutuhkan pemenuhan dalam masalah "seks".

Adalah kebutuhan seorang anak yang tidak lagi disebut seorang anak akan tetapi seorang anak yang sudah menjadi lelaki dan perempuan dewasa. Zaman ini adalah zaman yang amat berat menguji muda-mudi dengan maraknya perzinaan dan pergaulan yang menghantar kepada perzinaan. Teringat sabda Nabi SAW, "Sebaik-baik pernikahan adalah yang dipermudah dan disegerakan".

Pernyataan dari Rasulullah SAW tersebut merupakan sabda sekaligus solusi bagi problema remaja saat ini, dan bagi sebagian orang yang beranggapan bahwa pernikahan dini sulit mencapai kebahagiaan. Yang harus dimengerti adalah pernikahan dini bukan pernikahan sebelum waktunya akan tetapi pernikahan dini adalah menyegerakan pernikahan dan mempermudah urusan pernikahan. Saat adanya tanda- tanda bahwa sang anak sudah mendekati perzinahan, maka wajib bagi orang tua manapun untuk bersegara mencarikan solusi! Dan sungguh jika ada anak lapar seorang tua bisa memberinya makanan dan jika anak sakit orang tua bisa membelikan obat untuk anaknya. Namun tidak untuk kebutuhan sex yang cenderung tidak diperhatikan oleh orang tua karena hal tersebut masih di anggap tabu untuk di beberapa daerah atau golongan..

 Hal itu tidak akan terselesaikan bila sekedar diganti dengan makanan enak atau yang lainya. Dan orang tua tidak akan bisa memenuhi kebutuhan sang anak kecuali dengan membuka jalan pernikahan. Disinilah peran orang tua harus hadir. Membincangkan masalah pernikahan dengan anak demi keselamatan sang anak. Terlepas dari usia sang anak, pembatasan usia bukan solusi akan tetapi justru problem. Pernikahan bisa diatas 16 tahun dan bisa dibawah 16 tahun. Asal ada tanda-tanda suka dengan lawan jenis saat itulah orang tua harus bisa mendiskusikanya dengan sang anak. Dari situlah akan hadir makna pengarahan sekaligus pemahaman seberapa besar kebutuhan sang anak kepada seks , lalu dilanjutkan dengan solusi yang baik.

Teringat sabda Nabi SAW, "Sebaik-baik pernikahan adalah yang dipermudah dan disegerakan"..
Pernikahan tidak harus menunggu usia tertentu atau jenjang pendidikan tertentu atau karir tertentu. Akan tetapi kapan anak butuh akan pernikahan maka saat itulah usia nikah yang tepat untuknya . Ada sebagian orang bersemangat menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi dengan harapan mendapatkan keahlian untuk bisa bekerja di tempat yang layak.Akan tetapi ia teledor akan hal yang dibutuhkan anaknya yang setiap hari bepergian dengan lawan jenis , atau saling telepon yang hanya membangkitkan hawa nafsu. Bahkan disaat sang anak berterus -terang akan jalinannya dengan lawan jenis lalu meminta untuk menikah, tiba-tiba yang ada adalah jawaban keras dari orang tua yang memangkas keberanian dalam menyampaikan apa yang ada di hatinya.namun orang tua hanya menjawab  "aku tidak izinkan engkau menikah kecuali engkau telah selesai kuliah".

Apa yang terjadi pada sang anak, di satu sisi ia harus patuh kepada orang tua di sisi lain ia dia ambang bahaya pergaulan dengan lawan jenis. Maka ia pun menyelesaikan kuliah hingga sarjana dan gelarpun di raih akan akan tetapi ada gelar tambahan yang tidak tertera bersama namanya yaitu gelar Pezina.Na’udzubillah…
Orang tua yang lalai akan keselamatan moral anaknya, yang hanya berfikir tentang karir dan gelar kemulyaan di dunia akan tetapi lalai akan kemuliaan sang anak di akhirat nanti, itulah orang tua yang akan menuai penyesalan panjang di akhirat nanti, menuai dosa zina yang dilakukan sang anak.

Wallahu a'lam bishshowab.

Sumber :
http://www.buyayahya.org/artikel-dakwah/59-berpikir-cerdas-dengan-mempermudah-pernikahan.html

.::April::.

Apa yang terjadi di bulan April?? So pastinya banyak kejadian di bulan April ini dari seluruh belahan dunia ciptaan Allah SWT. But buat saya pribadi, April merupakan bulan bersejarah sejak puluhan tahun silam #berasa manusia zaman baheulak banget hehehe..

Deg-degan, resah dan gelisah setiap di akhir March menjelang awal April.. Bukan karena jatuh cinta, menunggu sang kekasih, atau mau antrian awal bulan, tapi ada sesuatu hal terkait batiniyah saya. Ketika teringat kembali saat bikin lemper di RS pakai kain putih dan kasa gulung #read: kain kafan, dan melihat hamba Allah SWT terbujur kaku di atas pembaringan, yang terjadi hanya tetesan air mata. Tamparan halus dan bahan perenungan buat saya pribadi, terkait usia kita tak ada yang pernah tahu kapan kita akan meninggalkan dunia fana ini. Masih banyak hal yang belum saya persiapkan untuk menghadap Sang Khalik.

Saya masih haha hihi di atas bumi ini, taubatan belum nasuha.. terutama saya belum nikahhhhh... #penting ya? :D
Buat saya lagi, penting donk.. katanya menikah itu "setengah dien", pengeeeennnnn banget...
Pikir-pikir lagi saya semakin tua, ditambah lagi kisah teman-teman yang sudah menikah dan hidupnya lebih bahagia ketimbang masih pacaran yang banyak sekali masalahnya atau salah satunya bikin masalah terus #pengalaman pribadi ta? hehehe

Intinya ngomong apa sih ini?? USIA & NIKAH... T_T
Dua hari yang lalu ada seorang teman wanita yang usianya terpaut dua tahun di bawah saya, dia minta ditemani untuk mencari rumah kontrakan di tempat saya kos #daerah LA. Saya ayo aja, sewaktu dia bilang untuk dia ngontrak berdua ama temannya. Temannya bekerja di daerah Jakarta sono, katanya sih biar lebih strategis buat mereka berdua, sama-sama dekat jalan menuju tempat kerja #pilih tempat tinggal di pertengahan antara Depok dan Jakarta

Saya pikir temannya itu wanita juga..., eh.. nyatanya kemarin kami ngobrol terkait masa depan, dia bilang "kakak, aq nempatin kontrakannya mulai bulan Juni. Nanti kalau sudah dapat kontrakannya, temanku duluan yang menempati" Lho.. saya bingung mode on, tanggung banget bulan Juni baru ditempati padahal praktik berakhir bulan Juli. Trussss... dia bilang kalau sebenarnya temannya itu calon suaminya & minggu lalu dia baru di khitbah & belum lihat calon suaminya. Yang pasti dari perbincangan itu, kelak calon suaminya itu oke banget...

Saya lemas tak berdaya... *___*, karena saya belum bisa mencapai cita-cita & tujuan saya itu... NIKAH & saya semakin tua dalam ukuran wanita. Positive thinking saja, Allah SWT belum memberi saya kepercayaan untuk membina rumah tangga, karena saya masih banyak yang harus diperbaiki, dari segi duniawi dan agama...

Bismillahirrahmanirrahim is the best word.. xoxo ^o^

Tentang Si Amin..???

Kilas balik dari pelajaran Bahasa Arab sewaktu Madrasah, ups Bahasa Arab ga semudah Bahasa Inggris, Bahasa Jepang lho.. bukan berarti juga Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang mudah #bagi saya, saya bukan ahli Bahasa. Hanya dari ketiga Bahasa tersebut yang pernah saya pelajari, tingkatan kesulitan yang menempati posisi pertama adalah Bahasa Arab.. v^o^
Simak langsung coretan kali ini...

Bagaimana mengucapkan aamiin yg benar?
Dalam Bahasa Arab, ada empat perbedaan kata “AMIN” yaitu :

1. ”AMIN” (alif dan mim sama-sama pendek), artinya " AMAN, TENTRAM"

2. “AAMIN” (alif panjang & mim pendek), artinya  "MEMINTA PERLINDUNGAN KEAMANAN"

3. ”AMIIN” (alif pendek & mim panjang), artinya " JUJUR TERPERCAYA"

4. “AAMIIN” (alif & mim sama2 panjang), ...artinya  "YA TUHAN, KABULKANLAH DOA KAMI"

Nah, sekarang kita sudah tahu kan artinya,, so jangan salah lagi ya kawan-kawan... ^o^

Thursday, March 24, 2011

Spirit Of Gambaru!

Tulisan ini saya dapat dari sebuah milis teman, setelah membaca isinya... kata-kata yg keluar dari mulut ini hanya "LUAR BIASA NEGARA JEPANG", Bangsa Indonesia harus banyak belajar dari Negeri Matahari Terbit ini, belajar SEMANGAT BERJUANG , belajar TIDAK PERNAH PUTUS ASA, dan BELAJAR "TIDAK SELALU MENYALAHKAN TUHAN (*ALLOH) dari MUSIBAH YANG TERJADI"

sok, di baca yaa.....^_^

Terus terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan. Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu : motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama), motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih lagi). Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.

Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo males atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja. Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan)

Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras" dan "mengencangkan". Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu" (maksudnya jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, titik.).

Terus terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga ngerti, kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya. Bahkan anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya itu sendiri. Akibatnya, kalo naik sepeda di tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw ngos2an kecapean, otomatis Joanna ngomong : Mama, gambare! mama faitoooo! (mama ayo berjuang, mama ayo fight!). Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!

Gw bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw tau, bencana alam di indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi di jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia. Wajaaaaaaar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga tau mesti ngapain. Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.

Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini? Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV. Jadi yang ada apaan dong? Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :
1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada
2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana
4. Tips-tips menghadapi bencana alam
5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam
6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana
7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)
8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati
9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati : *ada yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)
*Tulisan di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana ini; Gelap sekali di Sendai, lalu ada satu titik bintang terlihat terang. Itu bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas.

Sebagai orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang. Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Bisa dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU. Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup.

Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang... ..I guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan bisa maju. Kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup. Jika diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya : lari dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.

Kira-kira setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan, untuk apa gw menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau S2 atau S3 mah, ya di eropa atau amerika sekalian, kalo di Jepang mah nanggung. Begitulah kata beliau. Sempat terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga akan bisa survive di sini. Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya. Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang menyatakan ngga ada gunanya gw nuntut ilmu di jepang. Pernyataan beliau adalah salah sepenuhnya. Mental gambaru itu yang paling megang adalah jepang. Dan menjadikan mental gambaru sebagai way of life adalah lebih berharga daripada go international dan sejenisnya itu. Benar, sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja. Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk memahami semua itu adalah di jepang. Dan gw bersyukur ada di sini, saat ini. Maka, mulai hari ini, jika gw mendengar kata gambaru, entah di kampus, di mall, di iklan-iklan TV, di supermarket, di sekolahnya joanna atau di mana pun itu, gw tidak akan lagi merasa muak jiwa raga. Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati : Indonesia jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu. (Saya ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian semuanya, orang-orang Jepang).


Say YES to GAMBARU!

#Baca tulisan tersebut semakin membangkitkan semangat & image positif saya terhadap negeri sakura, terutama jiwa GAMBARU & tanggap bencananya itu lho (nyawa manusia is very important). Semakin ingin menuntut ilmu ke sana, saya juga mengatakan Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu, GAMBARU! ^o^

My First Post

Ehm.. berasa balik ke dunia tulis menulis, hal menyenangkan & bermanfaat sebagai sarana/media curhat & sharing uneg-uneg. Sayang banget ketika otak kita dipakai untuk berpikir tentang hal yang tidak bermanfaat & membawa kita ke alam pikiran "negatif" #pengalaman pribadi terhadap otak & pikiran

So, selamat mengunjungi my illusion home & dibaca-baca juga, kasih kritik & saran juga lho... xoxo ^o^